_PROLOG
Bermula dari sebuah twit seorang teman sekampusku dulu yang bilang kalau dia sedang mencari 1 (satu) orang lagi untuk join masuk di kelompoknya trip ke Semeru. Anehnya, tanpa pikir panjang aku langsung menjawab twit tersebut dan bilang kalau aku mau.
Yap, semua bermula dari ajakan Liz, dan setelah komunikasi via twitter, kami berlanjut lewat email. Liz mengirimkan itenerary dan ketentuan yang perlu aku tahu, juga sebuah formulir dan syarat yang harus aku lengkapi sebelum mengikuti trip pendakian Gunung Semeru ini.
Awalnya sedikit ragu, bahkan saat itu uang untuk berangkatpun belum tahu dari mana. Yaa,, intinya niat dulu, pikirku untuk menguatkan ketetapan hati.
Mendaki gunung adalah salah satu cita-citaku dari kecil. Namun karena tidak pernah diberikan izin oleh Mama, akhirnya aku harus menahan diri untuk melupakan mimpiku itu sementara waktu. Beruntung ada moment ini, juga karena aku sudah cukup dewasa untuk memutuskan apa yang ingin kulakukan, dan akhirnya Mama Papa berhasil kubujuk untuk memberikanku izin pergi, finally.. untuk pertama kalinya.. aku akan naik gunung.
Rasanya antusias banget. Honestly aku sendiripun tidak terlalu percaya sama diri sendiri bisa atau tidak, siap atau tidak, dan direla atau tidak atas rencana bepergian kali ini. Alhamdulillahnya, semua persiapan lancar sekali. 1 item yang kupunya pertama kali hanya sleeping bag (itu juga karena punya adikku karena dia suka berkemah di halaman sekolahnya, hehe..). Aku berencana akan melengkapi keperluan lainnya dengan memulai hunting perlengkapan 'perang' dengan bertanya ke teman-teman untuk pinjam atau ke toko-toko yang jual alat 'perang' tersebut.
Yeiiy,,, alhamdulillah seorang teman yang juga suka berpelesir bisa meminjamkan sebuah jaketnya dan carriel, cuma ada noted dari dia begini, "..itu tasnya dicuci dulu ya Je, bau pipis kucing, jaketnya juga, dan agak robek sedikit tasnya". hehehe.. Tentu itu semua tidak masalah buat aku, pas aku liat masih bisa dipake kok :) dan.. mama papa bantuin nyuciin dan ngenjaitin, kata mereka "kalau di laundry lama nanti kak selesainya". (mama papaku baik skaliii yaa).
Masih tentang berburu peralatan 'perang', karena aku cuma punya 2 sneakers yang sangat tidak compatible untuk diajak mendaki, artinya aku harus cari sepatu. Wuiiih, ternyata sepatunya harganya di atas 300 semua, itupun di toko biasa, gimana di toko yang bermerek. Hmm.. setelah mencari sana-sani, akhirnya aku membeli sepatu di sebuah toko di bilangan Saharjo dengan ukuran sepatu 2 nomor lebih besar dari ukuran kakiku biasanya. Katanya, supaya tidak kesempitan karena kalau banyak berjalan nanti kakinya akan membesar. Jadilah aku membeli ukuran nomor 39.
Hunting hari itu, selain sepatu buat mendaki, aku juga membawa pulang sepasang sarung tangan yang tebal, dan sepasang sepatu kaca + clutch buat pesta (hehe..tetep gak bisa nahan godaan liat barang lucu)
Adapula beberapa peralatan penting lainnya yang harus dilengkapi seperti:
- pakaian untuk 7 hr
- tenda (ini dibawa sm temen sekelompok aku yg cwo, namanya Panji)
- nesting (juga dibawa dia)
- matras (pinjem sama Kang Asep a.k.a panitia)
- sleeping bag (pinjem punya adekku)
- jaket tebal (bawa 2 -1 punya sendiri, 1 pinjem temen)
- rain coat (pinjem om)
- sarung tangan (untuk yang ini aku beli)
- kaos kaki (ini punya sendiri laa, bawa beberapa pasang,klo dingin bisa double)
- sepatu hiking (beli)
- geitter (geitter pinjem sama Kang Asep)
- peralatan makan (dibawain mama, smuanya tupperware)
- air mineral (beli sebelum berangkat aja, hehe)
- portable charger
Makanan:
- beras
- mie,
- biskuit,
- buah2an (apel, dll » yg kira2 awet n ga cpt penyek),
- energen sereal, susu, teh, gula, kopi (bg yg butuh),
- coklat+ madu + gula merah (baik utk stamina) >> tapi aku cuma bawa madu dan itupun gak diminum krn gak suka manis,
- jelly (ini bawa banyak juga warthed kok)
- roti Obat2an:
Handsaplas, kapas, betadine,
Tolak angin,
Obat maag, diapet (utk nahan kalo kebelet pup),
Conterpain, geliga, koyo (utk pegal2, kram, dan kseleo)
Then.. satu persatu aku siapin. Beberapa pinjem, beberapa beli. Setelah semua lengkap, preparing packing yang memakan waktu sampai jam 3 dini hari ini akhirnya selesai. Dan aku memutuskan untuk tidur karena besok sudah harus bangun pagi lagi. Aku dan teman-teman sekelompok (yang cewe semua itu, kecuali Panji) sudah janji untuk ketemuan di stasiun Senen jam 11 siang. DAY 1: STASIUN SENEN - MALANG - RANU PANI - RANU KUMBOLO
Pagi hari sebelum berangkat ke Stasiun Senen, dengan kostum dan sepatu lengkap untuk hiking, aku belanja beberapa keperluan yang belum sempat dibeli: apel, obat-obatan, dan cemilan. Mendadak carriel langsung bertambah berat karena apel yang kubeli kebanyakan. Hehe.. :p Beberapa pemuda di depan mini market memperhatikan aku -yang tidak besar- membawa carriel -yang besar. Ada sedikit kebanggaan bercampur rasa tidak percaya diri, karena amat sangat jarang sekali aku berpakaian seperti ini sehari-harinya (biasanya girly, eh.. ini pake sepatu buat naik gunung).
Dengan kepayahan karena tas yang masih tidak seimbang di bahu dan beban yang tidak biasanya, aku membeli karcis kereta menuju St. Senen. Aku naik dari St. Bojong Gede dan berencana turun di St. Cikini lalu naik taksi atau bis setelahnya. Di kereta, lagi-lagi aku masih jadi tontonan beberapa pasang mata. :) Alhamdulillah, di kereta aku dapat duduk, jadi tidak terlalu kepayahan dengan carriel yang kubawa itu.
Sesaat sebelum turun, ada seorang perempuan muda yang umurnya tidak jauh denganku, sepertinya dia masih kuliah. Dia bertanya kalau mau ke St. Senen turun dimana, lalu kutawarkan supaya kami ke Senen bersama-sama. Awalnya aku berbaik hati ingin membayarkan, tapi ternyata, jadi si anak perempuan itu yang membayari ongkos taksi. (Lumayan jadi ngirit :p ) Kami pun berpisah di St. Senen, dia membeli karcis untuk pulang ke kampungnya di Jogjakarta, sedangkan aku rasanya seperti terdampar di sebuah pulau yang ramai penduduknya, tapi tak satupun kukenal.
Aku mencoba mendekati kerumunan orang-orang yang juga nampak sepertiku: bersepatu untuk naik gunung, membawa carriel, dan memakai jaket. Hampir 80% adalah laki-laki, tapi tak satupun dari mereka berani untuk kuajak bicara.
Aku mencoba beradaptasi dengan lingkungan St. terlebih dahulu selama beberapa saat. Kemudian, Tanteku menelepon dan mengabarkan bahwa dia sudah sampai di St. Senen. Jadi, tanteku datang karena ada beberapa barang milik Suami tanteku itu yang ingin kupinjam, seperti: tas pinggang dan tas ransel. Namun kuurungkan niatku membawa tas ransel kecil itu, meskipun di dalamnya ada kantung air yang bisa langsung diminum ketika sedang disandang, tapi barang bawaan aku jadi tambah banyak. Dan aku khawatir malah jadi ribet karena kebanyakan bawaan.
Aku dibantu dengan tante dan omku mengemas kembali letak-letak barang-barang di dalam carriel dan tas pinggang. Hff.. suasana di St Senen yang panas dan ramai cukup bikin grogi. Setelah berbenah, dan Liz sudah tiba, Tante dan Omkupun pamit. Setelah itu mereka mau nyelawat ke Rumah Tanteku di Ciputat.
Oiya, malam sebelum aku berangkat (3/5/13), Kakak Papaku (Tante Madi) meninggal dunia. Aku sudah izin dengan Mama Papa kalau aku tidak bisa hadir. Jadi hanya bisa titip salam dan doa untuk Tante Madi. Semoga beliau diberikan tempat terbaik di sisi Allah, diampuni dosa-dosanya, diterima amal ibadahnya, dan diberikan tempat terbaik di Syurga. Amminnn..
Lanjut mengenai perjalananku di St. Senen. Setelah bertemu dengan Liz, kami mencari tempat duduk yang nyaman di sekitar teman-teman seperjuangan kami mendaki Mahameru. Di selasar St. Senen itu kami bergelemparan duduk di bawah. Dan finally, aku berkenalan dengan teman sekelompokku secara live, selain Liz, ada Mini dan Rini. Aku tidak begitu banyak bicara, hanya bertanya seputar kelengkapan yang kami bawa.
Setelah menunggu beberapa saat, waktu keberangkatan akhirnya tiba. Namun kami masih harus menunggu 1 orang teman sekelompok kami yaitu Panji. Beberapa no telepon Panji kami coba untuk dihubungi, hanya dibalas lewat bbm, lalu tiba-tiba tidak ada kabar. Telepon tidak lagi diangkat. Kami (tanpa Panji) mendaftar ulang dengan menyertakan KTP ke panitia. For info, Panji adalah Ketua Kelompok yang bertugas membawa hal-hal yang sangat penting di kehidupan kami untuk seminggu ke depan, yaitu: TENDA dan NESTING. Tanpa itu kami kedinginan, tak punya tempat untuk berteduh, dan yang pasti kelaparaaannn...
Di detik-detik ketika semua orang mulai riuh untuk daftar ulang dan beberapa sudah masuk ke kereta, akhirnya si Panji Manusia Milenium itu datang. Setelah cengar-cengir tanpa dosa, dia menaruh carrielnya, dan daftar ulang ke panitia. Setelah itu, dia pamit untuk sholat zuhur. Jeng jeng jeng... padahal toa di St. Senen sudah komat-kamit berulang-ulang memberitahu kalau kereta tujuan Malang akan berangkat.
Khawatir takut tertinggal kereta, panitia menginstruksikan kami -keempat cewek lugu yang belum pernah naik gunung ini- untuk langsung naik ke kereta, carriel Panji kami titip ke panitia. Kami sempat diomeli oleh petugas karena check in terlambat. Tanpa memperlihatkan KTP, kami langsung diminta untuk lari ke kereta. Pluit sudah berbunyi dan alhamdulillah kami berempat sudah di dalam kereta tapi TANPA PANJI. Itu anak masih belum kelihatan batang hidungnya. Kamipun harap-harap cemas.
Setelah mendapat kursi untuk sekelompok, kami sedikit tenang, tapi masih mencari Panji.
Alhamdulillah tasnya ditemukan, tapi tanpa orangnya. Hff.. Ternyata tas Panji dibawa oleh Bang Budi, salah seorang panitia ke dalam kereta karena Panji belum juga kembali dari mushola. Lalu..Mini mendapat kabar dari adiknya yang tadi juga mengantarkan ke stasiun, dia bilang dia sudah melihat Panji masuk ke kereta yang sudah berjalan dengan tergesa-gesa. Kami sedikit lega meskipun belum bertemu Panji. dan untungnya.. tidak berapa lama kemudian dia datang dengan cengar-cengir sedangkan kami menyindir nyinyir. hahahaa..
Di kereta kami lalui dengan riang hati. Aku mencoba untuk mengenal katakter teman-teman baruku itu dengan seksama. Ada Mini yang hobby banget minum cappucino, ada Riny yang lempeng banget, dan Liz yang yaaah..aku sudah lebih banyak tahu tentang Liz karena kita berteman sejak di bangku kuliah. Kalau Panji... dia yang paling kecil diantara kami si 4cewe petualang ini. Panji kelahiran tahun 1991, artinya dia 4 tahun lebih muda dari aku, 5tahun lebih muda dari Liz, 6tahun lebih muda dari Riny, dan 7tahun lebih muda dari Mini. Liz, Riny, dan Mini adalah teman satu kantor, sedangkan Panji baru kami kenal saat technical meeting persiapan berangkat ke Semeru.
Selain mencoba mengenal teman-teman satu kelompok ini, aku juga berkenalan dengan kelompok yang duduk di seberang kursi kami di kereta. Ada Ucup dan keempat temannya yang saat itu belum kuhafal namanya. Ucup tenyata tinggal tak jauh dari rumahku, dan dia sipit seperti orang chinese. Di awal obrolan kelompok kami yang mulai melebur jadi 1 itu.. pembicaraan mulai menyenangkan, dan kekakuan suasana mulai pecah. Yaa..aku bersyukur hari itu aku telah bertemu sahabat-sahabat baru. Dan pertualanganku akan segera dimulai.
Di kereta yang melaju deras..kami bertukar cerita, bolak-balik ke toilet, memerhatikan sekeliling, berfoto, dan sedikit demi sedikit berkenalan dengan kelompok yang lain. Bang Budi (panitia) kembali mengabsen, meminta fotocopy ktp, dan memberikan baju kaos merah kenang-kenangan dari Jejak, penyelenggara trip ke Semeru ini.
Saat perut mulai lapar, dan petugas kafetaria kereta mulai menggoda dengan piring-piring berisi nasi goreng....aku, Mini, dan Panji memutuskan untuk makan langsung di ruang restorasi di bagian belakang. Sekalian ngecharge hp kata Mini, kita cukup membayar 5000 bisa ngecharge sampe penuh. Lumayan banget kan?
Kami pun jalan menyusuri lorong kereta yang cukup sesak. Di 2 gerbong pertama berisi para bujang dan beberapa mojang yang berpenampilan dan berperabotan mirip kami, mereka adalah teman 1 trip juga, sama sama berangkat bareng dengan Jejak. Gerbong selanjutnya mulai berbeda, ada penumpang yang sekeluarga, bareng dengan temannya, dan adapula yang nampaknya hanya pergi sendiri. Kami terus berjalan..numpang dan misi misi dengan beberapa pedagang yang berjualan di tengah lorong sampai akhirnya sampai di ruang restorasi.
Kami makan nasi goreng yang rasanya 'begitulah' dengan pengorbanan harus sabar menunggu cukup lama untuk menyumpal perut keroncongan. hahaaha.. Setelah isi perut kami kembali ke kursi, dan ngobrol-ngobrol lagi sampai capek dan tertidur karena sudah habis pembicaraan.
Pukul 6pagi waktu Malang, kami tiba di stasiun. Senangnya saat itu..karena suasana di kereta sudah bikin mati gaya banget. hehe. Then.. kita menurunkan barang2..meluruskan kaki yang kelamaan duduk dan punggung yang kelamaan bersandar.
Turun dari kereta yang pertama kali dilakukan adalah Foto foto. Yaa..dan kami melakukannnya berulang-ulang.
Bermula dari sebuah twit seorang teman sekampusku dulu yang bilang kalau dia sedang mencari 1 (satu) orang lagi untuk join masuk di kelompoknya trip ke Semeru. Anehnya, tanpa pikir panjang aku langsung menjawab twit tersebut dan bilang kalau aku mau.
Yap, semua bermula dari ajakan Liz, dan setelah komunikasi via twitter, kami berlanjut lewat email. Liz mengirimkan itenerary dan ketentuan yang perlu aku tahu, juga sebuah formulir dan syarat yang harus aku lengkapi sebelum mengikuti trip pendakian Gunung Semeru ini.
Awalnya sedikit ragu, bahkan saat itu uang untuk berangkatpun belum tahu dari mana. Yaa,, intinya niat dulu, pikirku untuk menguatkan ketetapan hati.
Mendaki gunung adalah salah satu cita-citaku dari kecil. Namun karena tidak pernah diberikan izin oleh Mama, akhirnya aku harus menahan diri untuk melupakan mimpiku itu sementara waktu. Beruntung ada moment ini, juga karena aku sudah cukup dewasa untuk memutuskan apa yang ingin kulakukan, dan akhirnya Mama Papa berhasil kubujuk untuk memberikanku izin pergi, finally.. untuk pertama kalinya.. aku akan naik gunung.
Rasanya antusias banget. Honestly aku sendiripun tidak terlalu percaya sama diri sendiri bisa atau tidak, siap atau tidak, dan direla atau tidak atas rencana bepergian kali ini. Alhamdulillahnya, semua persiapan lancar sekali. 1 item yang kupunya pertama kali hanya sleeping bag (itu juga karena punya adikku karena dia suka berkemah di halaman sekolahnya, hehe..). Aku berencana akan melengkapi keperluan lainnya dengan memulai hunting perlengkapan 'perang' dengan bertanya ke teman-teman untuk pinjam atau ke toko-toko yang jual alat 'perang' tersebut.
Yeiiy,,, alhamdulillah seorang teman yang juga suka berpelesir bisa meminjamkan sebuah jaketnya dan carriel, cuma ada noted dari dia begini, "..itu tasnya dicuci dulu ya Je, bau pipis kucing, jaketnya juga, dan agak robek sedikit tasnya". hehehe.. Tentu itu semua tidak masalah buat aku, pas aku liat masih bisa dipake kok :) dan.. mama papa bantuin nyuciin dan ngenjaitin, kata mereka "kalau di laundry lama nanti kak selesainya". (mama papaku baik skaliii yaa).
Masih tentang berburu peralatan 'perang', karena aku cuma punya 2 sneakers yang sangat tidak compatible untuk diajak mendaki, artinya aku harus cari sepatu. Wuiiih, ternyata sepatunya harganya di atas 300 semua, itupun di toko biasa, gimana di toko yang bermerek. Hmm.. setelah mencari sana-sani, akhirnya aku membeli sepatu di sebuah toko di bilangan Saharjo dengan ukuran sepatu 2 nomor lebih besar dari ukuran kakiku biasanya. Katanya, supaya tidak kesempitan karena kalau banyak berjalan nanti kakinya akan membesar. Jadilah aku membeli ukuran nomor 39.
Hunting hari itu, selain sepatu buat mendaki, aku juga membawa pulang sepasang sarung tangan yang tebal, dan sepasang sepatu kaca + clutch buat pesta (hehe..tetep gak bisa nahan godaan liat barang lucu)
Adapula beberapa peralatan penting lainnya yang harus dilengkapi seperti:
- pakaian untuk 7 hr
- tenda (ini dibawa sm temen sekelompok aku yg cwo, namanya Panji)
- nesting (juga dibawa dia)
- matras (pinjem sama Kang Asep a.k.a panitia)
- sleeping bag (pinjem punya adekku)
- jaket tebal (bawa 2 -1 punya sendiri, 1 pinjem temen)
- rain coat (pinjem om)
- sarung tangan (untuk yang ini aku beli)
- kaos kaki (ini punya sendiri laa, bawa beberapa pasang,klo dingin bisa double)
- sepatu hiking (beli)
- geitter (geitter pinjem sama Kang Asep)
- peralatan makan (dibawain mama, smuanya tupperware)
- air mineral (beli sebelum berangkat aja, hehe)
- portable charger
Makanan:
- beras
- mie,
- biskuit,
- buah2an (apel, dll » yg kira2 awet n ga cpt penyek),
- energen sereal, susu, teh, gula, kopi (bg yg butuh),
- coklat+ madu + gula merah (baik utk stamina) >> tapi aku cuma bawa madu dan itupun gak diminum krn gak suka manis,
- jelly (ini bawa banyak juga warthed kok)
- roti Obat2an:
Handsaplas, kapas, betadine,
Tolak angin,
Obat maag, diapet (utk nahan kalo kebelet pup),
Conterpain, geliga, koyo (utk pegal2, kram, dan kseleo)
Then.. satu persatu aku siapin. Beberapa pinjem, beberapa beli. Setelah semua lengkap, preparing packing yang memakan waktu sampai jam 3 dini hari ini akhirnya selesai. Dan aku memutuskan untuk tidur karena besok sudah harus bangun pagi lagi. Aku dan teman-teman sekelompok (yang cewe semua itu, kecuali Panji) sudah janji untuk ketemuan di stasiun Senen jam 11 siang. DAY 1: STASIUN SENEN - MALANG - RANU PANI - RANU KUMBOLO
Pagi hari sebelum berangkat ke Stasiun Senen, dengan kostum dan sepatu lengkap untuk hiking, aku belanja beberapa keperluan yang belum sempat dibeli: apel, obat-obatan, dan cemilan. Mendadak carriel langsung bertambah berat karena apel yang kubeli kebanyakan. Hehe.. :p Beberapa pemuda di depan mini market memperhatikan aku -yang tidak besar- membawa carriel -yang besar. Ada sedikit kebanggaan bercampur rasa tidak percaya diri, karena amat sangat jarang sekali aku berpakaian seperti ini sehari-harinya (biasanya girly, eh.. ini pake sepatu buat naik gunung).
Dengan kepayahan karena tas yang masih tidak seimbang di bahu dan beban yang tidak biasanya, aku membeli karcis kereta menuju St. Senen. Aku naik dari St. Bojong Gede dan berencana turun di St. Cikini lalu naik taksi atau bis setelahnya. Di kereta, lagi-lagi aku masih jadi tontonan beberapa pasang mata. :) Alhamdulillah, di kereta aku dapat duduk, jadi tidak terlalu kepayahan dengan carriel yang kubawa itu.
Sesaat sebelum turun, ada seorang perempuan muda yang umurnya tidak jauh denganku, sepertinya dia masih kuliah. Dia bertanya kalau mau ke St. Senen turun dimana, lalu kutawarkan supaya kami ke Senen bersama-sama. Awalnya aku berbaik hati ingin membayarkan, tapi ternyata, jadi si anak perempuan itu yang membayari ongkos taksi. (Lumayan jadi ngirit :p ) Kami pun berpisah di St. Senen, dia membeli karcis untuk pulang ke kampungnya di Jogjakarta, sedangkan aku rasanya seperti terdampar di sebuah pulau yang ramai penduduknya, tapi tak satupun kukenal.
Aku mencoba mendekati kerumunan orang-orang yang juga nampak sepertiku: bersepatu untuk naik gunung, membawa carriel, dan memakai jaket. Hampir 80% adalah laki-laki, tapi tak satupun dari mereka berani untuk kuajak bicara.
Aku mencoba beradaptasi dengan lingkungan St. terlebih dahulu selama beberapa saat. Kemudian, Tanteku menelepon dan mengabarkan bahwa dia sudah sampai di St. Senen. Jadi, tanteku datang karena ada beberapa barang milik Suami tanteku itu yang ingin kupinjam, seperti: tas pinggang dan tas ransel. Namun kuurungkan niatku membawa tas ransel kecil itu, meskipun di dalamnya ada kantung air yang bisa langsung diminum ketika sedang disandang, tapi barang bawaan aku jadi tambah banyak. Dan aku khawatir malah jadi ribet karena kebanyakan bawaan.
Aku dibantu dengan tante dan omku mengemas kembali letak-letak barang-barang di dalam carriel dan tas pinggang. Hff.. suasana di St Senen yang panas dan ramai cukup bikin grogi. Setelah berbenah, dan Liz sudah tiba, Tante dan Omkupun pamit. Setelah itu mereka mau nyelawat ke Rumah Tanteku di Ciputat.
Oiya, malam sebelum aku berangkat (3/5/13), Kakak Papaku (Tante Madi) meninggal dunia. Aku sudah izin dengan Mama Papa kalau aku tidak bisa hadir. Jadi hanya bisa titip salam dan doa untuk Tante Madi. Semoga beliau diberikan tempat terbaik di sisi Allah, diampuni dosa-dosanya, diterima amal ibadahnya, dan diberikan tempat terbaik di Syurga. Amminnn..
Lanjut mengenai perjalananku di St. Senen. Setelah bertemu dengan Liz, kami mencari tempat duduk yang nyaman di sekitar teman-teman seperjuangan kami mendaki Mahameru. Di selasar St. Senen itu kami bergelemparan duduk di bawah. Dan finally, aku berkenalan dengan teman sekelompokku secara live, selain Liz, ada Mini dan Rini. Aku tidak begitu banyak bicara, hanya bertanya seputar kelengkapan yang kami bawa.
Setelah menunggu beberapa saat, waktu keberangkatan akhirnya tiba. Namun kami masih harus menunggu 1 orang teman sekelompok kami yaitu Panji. Beberapa no telepon Panji kami coba untuk dihubungi, hanya dibalas lewat bbm, lalu tiba-tiba tidak ada kabar. Telepon tidak lagi diangkat. Kami (tanpa Panji) mendaftar ulang dengan menyertakan KTP ke panitia. For info, Panji adalah Ketua Kelompok yang bertugas membawa hal-hal yang sangat penting di kehidupan kami untuk seminggu ke depan, yaitu: TENDA dan NESTING. Tanpa itu kami kedinginan, tak punya tempat untuk berteduh, dan yang pasti kelaparaaannn...
Di detik-detik ketika semua orang mulai riuh untuk daftar ulang dan beberapa sudah masuk ke kereta, akhirnya si Panji Manusia Milenium itu datang. Setelah cengar-cengir tanpa dosa, dia menaruh carrielnya, dan daftar ulang ke panitia. Setelah itu, dia pamit untuk sholat zuhur. Jeng jeng jeng... padahal toa di St. Senen sudah komat-kamit berulang-ulang memberitahu kalau kereta tujuan Malang akan berangkat.
Khawatir takut tertinggal kereta, panitia menginstruksikan kami -keempat cewek lugu yang belum pernah naik gunung ini- untuk langsung naik ke kereta, carriel Panji kami titip ke panitia. Kami sempat diomeli oleh petugas karena check in terlambat. Tanpa memperlihatkan KTP, kami langsung diminta untuk lari ke kereta. Pluit sudah berbunyi dan alhamdulillah kami berempat sudah di dalam kereta tapi TANPA PANJI. Itu anak masih belum kelihatan batang hidungnya. Kamipun harap-harap cemas.
Setelah mendapat kursi untuk sekelompok, kami sedikit tenang, tapi masih mencari Panji.
Alhamdulillah tasnya ditemukan, tapi tanpa orangnya. Hff.. Ternyata tas Panji dibawa oleh Bang Budi, salah seorang panitia ke dalam kereta karena Panji belum juga kembali dari mushola. Lalu..Mini mendapat kabar dari adiknya yang tadi juga mengantarkan ke stasiun, dia bilang dia sudah melihat Panji masuk ke kereta yang sudah berjalan dengan tergesa-gesa. Kami sedikit lega meskipun belum bertemu Panji. dan untungnya.. tidak berapa lama kemudian dia datang dengan cengar-cengir sedangkan kami menyindir nyinyir. hahahaa..
Di kereta kami lalui dengan riang hati. Aku mencoba untuk mengenal katakter teman-teman baruku itu dengan seksama. Ada Mini yang hobby banget minum cappucino, ada Riny yang lempeng banget, dan Liz yang yaaah..aku sudah lebih banyak tahu tentang Liz karena kita berteman sejak di bangku kuliah. Kalau Panji... dia yang paling kecil diantara kami si 4cewe petualang ini. Panji kelahiran tahun 1991, artinya dia 4 tahun lebih muda dari aku, 5tahun lebih muda dari Liz, 6tahun lebih muda dari Riny, dan 7tahun lebih muda dari Mini. Liz, Riny, dan Mini adalah teman satu kantor, sedangkan Panji baru kami kenal saat technical meeting persiapan berangkat ke Semeru.
Selain mencoba mengenal teman-teman satu kelompok ini, aku juga berkenalan dengan kelompok yang duduk di seberang kursi kami di kereta. Ada Ucup dan keempat temannya yang saat itu belum kuhafal namanya. Ucup tenyata tinggal tak jauh dari rumahku, dan dia sipit seperti orang chinese. Di awal obrolan kelompok kami yang mulai melebur jadi 1 itu.. pembicaraan mulai menyenangkan, dan kekakuan suasana mulai pecah. Yaa..aku bersyukur hari itu aku telah bertemu sahabat-sahabat baru. Dan pertualanganku akan segera dimulai.
Di kereta yang melaju deras..kami bertukar cerita, bolak-balik ke toilet, memerhatikan sekeliling, berfoto, dan sedikit demi sedikit berkenalan dengan kelompok yang lain. Bang Budi (panitia) kembali mengabsen, meminta fotocopy ktp, dan memberikan baju kaos merah kenang-kenangan dari Jejak, penyelenggara trip ke Semeru ini.
Saat perut mulai lapar, dan petugas kafetaria kereta mulai menggoda dengan piring-piring berisi nasi goreng....aku, Mini, dan Panji memutuskan untuk makan langsung di ruang restorasi di bagian belakang. Sekalian ngecharge hp kata Mini, kita cukup membayar 5000 bisa ngecharge sampe penuh. Lumayan banget kan?
Kami pun jalan menyusuri lorong kereta yang cukup sesak. Di 2 gerbong pertama berisi para bujang dan beberapa mojang yang berpenampilan dan berperabotan mirip kami, mereka adalah teman 1 trip juga, sama sama berangkat bareng dengan Jejak. Gerbong selanjutnya mulai berbeda, ada penumpang yang sekeluarga, bareng dengan temannya, dan adapula yang nampaknya hanya pergi sendiri. Kami terus berjalan..numpang dan misi misi dengan beberapa pedagang yang berjualan di tengah lorong sampai akhirnya sampai di ruang restorasi.
Kami makan nasi goreng yang rasanya 'begitulah' dengan pengorbanan harus sabar menunggu cukup lama untuk menyumpal perut keroncongan. hahaaha.. Setelah isi perut kami kembali ke kursi, dan ngobrol-ngobrol lagi sampai capek dan tertidur karena sudah habis pembicaraan.
Pukul 6pagi waktu Malang, kami tiba di stasiun. Senangnya saat itu..karena suasana di kereta sudah bikin mati gaya banget. hehe. Then.. kita menurunkan barang2..meluruskan kaki yang kelamaan duduk dan punggung yang kelamaan bersandar.
Turun dari kereta yang pertama kali dilakukan adalah Foto foto. Yaa..dan kami melakukannnya berulang-ulang.
Then.. perjalanan berlanjut.. Kami naik angkot menuju --- dan di situ kami dapat mandi, makan, dan packing ulang sambil menunggu dijemput oleh Jeep.
Setelah itu, perjalanan berlanjut..
Kami menuju desa Ranupani di bawah lereng Gunung Semeru.
Aku ingat, kami tiba sore hari di desa Ranupani. Semua boleh beristirahat sejenak, sholat dan makan sebelum kita memulai pendakian gunung tertinggi di pulau Jawa itu.
Lalu... sekitar jam 4an, kami mendekat ke titik mulai pendakian, ada briefing dari panitia, kami berdoa bersama, dan pendakian pun dimulai. Aku dan teman sekelompok berjalan di barisan tengah, tidak terlalu belakang dan tidak juga di depan. Di awal berjalan, cukup sulit mengatur ritme pernapasan. Rasanya ngos-ngosan banget, tapi setelah badan mulai panas, nafasnya juga sudah teratur ritmenya, jalannya terasa lebih enteng.
Hanya saja, karena aku pakai tas pinggang, aku jadi agak susah untuk atur nafas *karena perut keteken, jadinya, tas pinggang aku titip di Panji. hehe.. *thanks Ji.. Oiya, karena kaki gak bisa berenti, aku jalan duluan dari kelompok aku, tapi tetep ikutin barisan rombongan. Disini jadi mulai kenal sama temen-temen lain *meskipun sebenernya mukanya gak keliatan karena uda gelap.
Oya, kami naik lewat jalur Ayek-ayek, yang katanya jalurnya terjal. Panji sempet keram kakinya, untung dia jatohin badannya ke sisi yang tepat, karena depan kita jurang. Hff.. syukurlah banyak yang bantuin, jadinya Panji coba jalan pelan-pelan lagi setelah diurut-urut bentar kakinya.
Aku jadinya jalan duluan biar arus antrian rombongan tetap berjalan karena tadi sempet macet gara-gara Panji keram #eh. hahaha.. Setelah berjalan berjam-jam, aku sampai juga di Ranu Kumbolo, surganya Semeru :) waktu itu, temen-temen serombongan belum ada yang dateng satupun. Aku termasuk yang dateng awal dan kayak anak ilang gak tau harus SKSD ke siapa.
Untung ada panitia yang kayaknya ngeh aku linglung, trus aku dikasi teh anget, dan aku juga buka sepatu dan kaos yang basah karena becekan pas di perjalanan. Jujur sama sekali gak ngerasa penat, dan kaki gak pegel sih.. cuma bahu agak pegel karena carrier aku gak menopang cukup baik :(
Setelah temen-temen serombongan satu per satu muncul, kita mulai cari lapak untuk pasang tenda. Kita juga ganti pakaian dan masak karena laperrrrrr...
to be continue..
Kami menuju desa Ranupani di bawah lereng Gunung Semeru.
Aku ingat, kami tiba sore hari di desa Ranupani. Semua boleh beristirahat sejenak, sholat dan makan sebelum kita memulai pendakian gunung tertinggi di pulau Jawa itu.
Lalu... sekitar jam 4an, kami mendekat ke titik mulai pendakian, ada briefing dari panitia, kami berdoa bersama, dan pendakian pun dimulai. Aku dan teman sekelompok berjalan di barisan tengah, tidak terlalu belakang dan tidak juga di depan. Di awal berjalan, cukup sulit mengatur ritme pernapasan. Rasanya ngos-ngosan banget, tapi setelah badan mulai panas, nafasnya juga sudah teratur ritmenya, jalannya terasa lebih enteng.
Hanya saja, karena aku pakai tas pinggang, aku jadi agak susah untuk atur nafas *karena perut keteken, jadinya, tas pinggang aku titip di Panji. hehe.. *thanks Ji.. Oiya, karena kaki gak bisa berenti, aku jalan duluan dari kelompok aku, tapi tetep ikutin barisan rombongan. Disini jadi mulai kenal sama temen-temen lain *meskipun sebenernya mukanya gak keliatan karena uda gelap.
Oya, kami naik lewat jalur Ayek-ayek, yang katanya jalurnya terjal. Panji sempet keram kakinya, untung dia jatohin badannya ke sisi yang tepat, karena depan kita jurang. Hff.. syukurlah banyak yang bantuin, jadinya Panji coba jalan pelan-pelan lagi setelah diurut-urut bentar kakinya.
Aku jadinya jalan duluan biar arus antrian rombongan tetap berjalan karena tadi sempet macet gara-gara Panji keram #eh. hahaha.. Setelah berjalan berjam-jam, aku sampai juga di Ranu Kumbolo, surganya Semeru :) waktu itu, temen-temen serombongan belum ada yang dateng satupun. Aku termasuk yang dateng awal dan kayak anak ilang gak tau harus SKSD ke siapa.
Untung ada panitia yang kayaknya ngeh aku linglung, trus aku dikasi teh anget, dan aku juga buka sepatu dan kaos yang basah karena becekan pas di perjalanan. Jujur sama sekali gak ngerasa penat, dan kaki gak pegel sih.. cuma bahu agak pegel karena carrier aku gak menopang cukup baik :(
Setelah temen-temen serombongan satu per satu muncul, kita mulai cari lapak untuk pasang tenda. Kita juga ganti pakaian dan masak karena laperrrrrr...
to be continue..